Pengertian Laba Kotor : Faktor Yang Mempengaruhi, Dan Perbedaannya

Konten [Tampil]

Suatu usaha ternyata menjadi salah satu indikasi utama yang dapat melihat perkembangan di masa depan. Jika kondisi keuangan suatu bisnis terlihat lancar, maka peluangnya untuk mencapai kesuksesan akan semakin menjanjikan. 

Jika kondisi keuangan Anda tidak stabil, maka suatu bisnis pasti lebih rentan mengalami kebangkrutan. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan stabil atau tidak yaitu dengan memahami arti Laba Kotor. 

Tidak hanya itu, cara menghitung laba kotor juga harus dipahami oleh para pebisnis atau pemilik perusahaan. 

Pengertian Laba Kotor

Tujuannya tak lain untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang dihasilkan bisnis tersebut. Di sisi lain, mengetahui laba kotor juga penting karena menjadi dasar penghitungan laba bersih. Nah disini kita akan membahas apa itu laba kotor. Simak ulasannya di bawah ini.

Pengertian Laba Kotor

Secara umum yang dimaksud dengan laba kotor adalah pendapatan yang diperoleh dari suatu penjualan. Pendapatan tersebut dapat berupa pendapatan yang belum dikurangi dengan berbagai biaya, seperti biaya overhead, pajak, gaji karyawan, dan pembayaran bunga. 

Dengan kata lain, laba kotor adalah laba yang juga terdiri dari biaya produksi atau pembuatan produk atau biaya penyediaan jasa dalam suatu usaha. 

Jadi, dapat dikatakan laba kotor bukanlah laba murni yang diperoleh dari penjualan atau kegiatan usaha.

Berdasarkan pengertian tersebut, selama biaya produksi dapat dipertanggungjawabkan, maka pendapatan dalam suatu usaha dapat dikategorikan sebagai laba kotor. Sedangkan pembayaran gaji, pajak, dan beban bunga tidak termasuk dalam pendapatan ini.

Singkatnya, laba kotor dapat diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh dari penjualan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang bertanggung jawab dalam memproduksi barang atau jasa. 

Namun penghasilan tersebut belum dipotong dengan biaya atau beban gaji, suku bunga, atau pajak. 

Faktor Yang Mempengaruhi Laba Kotor

Harga Jual Dari Produk

Faktor pertama yang harus dipahami yaitu harga jual produk. Jika harga produk yang dijual semakin tinggi, maka keuntungan atau pendapatan yang diperoleh perusahaan atau usaha tersebut tentunya juga akan semakin besar. Sebaliknya, selisih harga jual pada suatu periode tertentu akan menentukan besarnya pendapatan kotor.

Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa pendapatan kotor yang dihasilkan suatu perusahaan atau bisnis pada setiap periodenya selalu berbeda-beda. Jadi, dengan harga jual suatu barang yang berbeda, maka laba kotor yang diperoleh juga tidak sama.

Jumlah Barang

Faktor lain yang mempengaruhi laba kotor adalah jumlah barang, produk dan jasa. Artinya, semakin banyak jumlah produk yang terjual, maka semakin tinggi pula potensi bisnis atau perusahaan tersebut memperoleh pendapatan.

Sebaliknya, ketika jumlah barang atau jasa yang diproduksi atau dijual tidak terlalu banyak, kemungkinan besar usaha tersebut juga akan memperoleh laba kotor yang relatif lebih kecil dibandingkan ketika memproduksi barang dalam jumlah yang lebih banyak.

Harga Pokok Penjualan Atau COGS

Faktor yang selanjutnya adalah HPP atau Harga Pokok Penjualan. Jika HPP suatu produk stabil, konstan, dan seimbang dengan harga jual produk tersebut, berarti keuntungan yang diperoleh juga akan semakin besar. 

Berbeda halnya ketika HPP dinaikkan, namun harga jual produk tidak berubah atau stagnan. Dalam hal ini umumnya keuntungan yang diperoleh usaha akan semakin kecil.

Kasus seperti ini jika terjadi berisiko menimbulkan pendapatan kotor yang tidak menguntungkan. HPP harus lebih rendah dari harga jual produk agar usaha dapat memperoleh pendapatan. 

Pasalnya, jika dihitung nanti, laba kotor yang didapat adalah laba. Keuntungan ini tentu saja masih bersifat parsial karena harus dipotong dari beban pajak, gaji pekerja, dan suku bunga.  

Perbedaan Laba Bersih Dan Laba Kotor

Setelah memahami apa itu laba kotor, mungkin sebagian dari Anda penasaran apa bedanya dengan laba atau laba bersih. 

Pada dasarnya perbedaan keduanya tidak terlalu sulit untuk dibedakan. Namun jika tidak dipahami dengan baik, pengertian laba bersih dan laba kotor mungkin tampak kabur dan serupa.

Dalam suatu bisnis, laba kotor umumnya dihitung pada akhir periode keuangan. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk pada periode yang bersangkutan. 

Hasil perhitungan tersebut nantinya akan digunakan untuk membayar biaya operasional, seperti biaya administrasi, biaya pemasaran, dan juga biaya produksi.

Jika tanggungan sudah dibayar atau dipertanggungjawabkan maka akan diketahui sisa penghasilannya. Sisa pendapatan pada periode ini disebut sisa laba kotor. Sedangkan laba bersih merupakan pendapatan yang dihitung pada akhir tahun. 

Umumnya penghitungan keuntungan ini dilakukan dengan mengurangkan laba kotor dari seluruh biaya operasional yang disebutkan sebelumnya. Sisa pengurangan laba kotor inilah yang disebut dengan laba bersih.

Jadi secara ringkas yang dimaksud dengan laba bersih adalah sisa pendapatan laba kotor, dimana seluruh pendapatan tersebut telah dialokasikan untuk melunasi biaya produksi, serta biaya-biaya lain yang harus ditanggung oleh usaha atau perusahaan, seperti suku bungabunga, pajak dan gaji karyawan. 

Pada dasarnya laba bersih adalah pendapatan murni yang diperoleh suatu perusahaan atau usaha. Kemudian melalui keuntungan tersebut, perusahaan dapat menggunakannya sebagai modal untuk menambah aset atau mengembangkan usaha.

Demikian ulasan artikel yang kami buat tentang Laba Kotor: Pengertian, Faktor Yang Mempengaruhi, Dan Perbedaannya seperti yang dilansir game online. Semoga bermanfaat.

Technophoriajogja adalah Web untuk Pelatihan Komputer dan SDM Indonesia khusus Jogja - Technophoriajogja.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel